-:- Jangan Takut Lepas Cabanas -:-

|

Kontrak Rp 1,2 Miliar Dinilai Terlalu Tinggi
BANDUNG,
Manajemen Persib lebih baik melepas Lorenzo Cabanas karena pengajuan nilai kontrak sebesar Rp 1,2 miliar dinilai terlalu tinggi. Kehilangan Cabanas tidak akan memengaruhi kekuatan Persib sehingga lebih baik mencari pemain baru dengan harga yang lebih murah.
Demikian pendapat mantan pemain Persib Sutiono dan pelatih sepak bola, Lukas Tumbuan, dihubungi secara terpisah, Sabtu (29/3). Mereka dimintai pendapat soal pengajuan nilai kontrak Cabanas yang dikemukakan agennya, Nelson Sanchez.
Sutiono mengakui Cabanas pemain bagus. Namun, dengan nilai harga di atas Rp 1 miliar, terlalu tinggi, sehingga Persib tidak perlu ngotot. "Saya melihat ini akal-akalan agen saja. Merasa pemainnya dibutuhkan, menaikkan harga cukup tinggi. Saya justru kasihan kepada pemain. Dia mau di Persib, tetapi harga yang ditawarkan agennya sangat mahal sehingga tidak ada kecocokan harga," ujarnya.
Ia mengingatkan, jika kehilangan Cabanas, bukan sebagai langkah mundur dari sikap manajemen Persib. Alasannya, Persib masih memiliki banyak pemain di lini tengah, misalnya Siswanto. Ketika main di Persekabpas pada LI 2006, Siswanto bermain di posisi gelandang bersama Zah Rahan. Selain Siswanto, Persib memiliki Eka Ramdani, Hilton Moreira, Atep, Hariono, Suwita Pata, dan Salim Alaydrus. Mereka bisa beroperasi di lini tengah.
Namun, seandainya masih membutuhkan pemain asing di tengah, bisa mencari saat proses latihan berjalan. "Tidak perlu khawatir jika Cabanas lepas. Toh manajemen sudah berusaha untuk mendapatkannya, tetapi harga yang ditawarkan sangat tinggi. Semua pihak pasti mengerti dengan kondisi seperti ini," ujarnya.
Lukas Tumbuan menambahkan, manajemen Persib perlu bersabar mencari pemain asing. Masih akan datang pemain-pemain baru dan kualitasnya tidak perlu diragukan lagi. Kehilangan Cabanas tidak akan menjadi masalah buat Persib.
"Sayang harus mengeluarkan uang Rp 1,2 miliar hanya untuk merekrut seorang Cabanas. Mencari pemain asing bisa sambil seleksi pada saat melakukan proses latihan," ujarnya.
Lukas mengatakan, pemain asing bertipikal playmaker yang bermain di Divisi I Liga Indonesia masih banyak yang bagus. Sebagai contoh, Gustavo Chiena. Ia pernah bermain di Persipasi Bekasi. Ketika main di PSMS, permainannya sangat menonjol dan bisa membawa "Ayam Kinantan" menjadi runner-up LI 2007.
Dinamika perekrutan
Pelatih Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan mengatakan, proses perekrutan pemain penuh dengan dinamika. Kadang kala pelatih tertarik untuk merekrut pemain tertentu, namun akhirnya kandas karena ketidakcocokan harga dengan manajemen klub.
"Saya mengalami hal itu. Namun, jika tidak bisa direkrut, pelatih akan terus mencari alternatif-alternatif pemain lain. Semua disesuaikan dengan kebutuhkan dan kondisi tim," ujarnya pada acara coaching clinic bersama Rahmad Darmawan, di Stadion Siliwangi Bandung, Sabtu (29/3).
Berkaitan dengan perekrutan pemain asing, Rahmad menempatkan kesehatan pemain pada penilaian pertama. Setelah itu, baru melihat pengalaman bertanding. Jika sudah main di Divisi I Eropa, secara pengalaman dan kemampuan teknis, sudah cukup baik sehingga dia tidak perlu diseleksi lagi. "Paling penting, pemain jangan pernah mengalami cedera. Baru melihat usia," ujarnya.
Rahmad baru saja merekrut pemain asing baru asal Kamerun, Ngon A. Djam Claude Parfait, milik agen Francis Younga. Ngon sebelumnya bermain di Liga Denmark.
Source:H U Pikiran Rakyat

0 komentar: